Alangkah baiknya sebenernya Allah itu, bahkan sampai peristiwa sampai di akhirat pun Beliau gambarkan pada kita. Tapi kenapa sampai detik ini masih saja kita itu “bandel”. Sebenernya ini hanya masalah waktu saja, siapa yang menanam dia pula yang menuai, tinggal memilih saja, mau baik atau buruk semuanya akan diperhitungkanImage. Mari kita lihat seperti apa yang akan kita lalui setelah nyawa ini terlepas dari badan, semuai ini saya cuplik dari buku “Kado Sang Buah Hati” karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah.

Jika ajal tiba, datanglah malaikat utusan Allah untuk memindahkannya dari alam fana menuju alam abadi. Malaikat pencabut nyawa yang awalnya duduk sejauh pandangan mata  kemudian mendekati dan memanggil ruh.
Jika ruh tersebut baik, malaikat berkata,  “Keluarlah wahai jiwa yang baik, yang berada dalam tubuh yang baik. Keluarlah dalam keadaan terpuji dan kabar gembira berupa peristirahatan, wewangian dan Robb yang tidak murka.”
Lalu ruh keluar dari badannya sebagaimana keluarnya tetesan air dari mulut ketel.  Jika malaikat tersebut telah mengambilnya, maka para malaikat utusan tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap pun. Kemudian mereka melumurinya wewangian dan mengkafaninya dengan kafan dari jannah. Kemudian mereka mensholatinya. Ruh itu mengeluarkan bau seperti parun misk yang paling wangi yang pernah ada di muka bumi ini. Kemudian ia dibawa naik untuk dihadapkan pertama kali kepada Dzat Yang Maha Cepat hisabnya. Lantas ia sampai di langit dunia. Lalu pintu langit dibuka untuknya, para malaikat mendoakannya dan para malaikat muqorrobin mengantarkannya sampai langit kedua. Ia pun diperlakukan seperti itu juga di langit ketiga sampai ia tiba dilangit tempat Allah berada.
Ruh itu kemudian penghormatan kepada Rabb-nya dengan penghormatan rububbiyah, “ Engkaulah As-Salam dan hanya dari-Mu keselamatan. Maha Suci Engkau Wahai Dzat yang maha perkasa dan Mulia”.
Jika Allah menghendaki dia bersujud kemudian dikeluarkan untukknya tulisan ketetapan masuk jannah. Allah berfirman, “ Tulislah ketentuan hamba-Ku ini di ‘Illiyyin’, kemudian kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya dari tanah Aku mencipta mereka, dalam tanah Aku mengembalikan mereka dan dari tanah Aku akan mengeluarkan mereka untuk kedua kalinya. Kemudian ruhnya kembali ke bumi lalu menyaksikan pemandian, pengafkafanan, pemikulan dan penyiapan penguburan dirinya.”
Ruh itu berkata, “ Segerakan aku, segerakan aku.”
Jika jasad telah diletakkan dalam liang lahat dan para peziarah telah pulang, maka ruh pun masuk ke dalam jasad, dia dapat mendengar tapak kaki mereka di atas bumi. Ketika itu datanglah dua malaikat penguji alam kubur.
Kedua malaikat itu mendudukkan dia dan bertanya, “ Siapa Rabbmu? Apa agamamu? siapa nabimu?”
Lalu dia menjawab, “ Rabbku Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad.”
Kedua malaikat membenarkannya dan memberinya kabar gembira bahwa inilah yang ia hidup di atasnya, mati di atasnya, dan dibangkitan di atasnya pula. Kemudian kuburannya diluaskan sepanjang pandangan matanya, dihamparkan untuknya tempat tidur yang hijau dan didatangkan untuknya pemuda yang wajahnya rupawan dan baunya harum.
Pemuda itu berkata, “Berbahagialah dengan sesuatu yang membahagiakanmu.”
Ia bertanya, ‘Siapa Anda? Wajahmu adalah wajah yang datang membawa kebaikan.”
Pemuda itu menjawab, “ Saya adalah amal sholihmu.”
Kemudian dibukakan pintu menuju neraka, lalu pemuda itu berkata lagi, “ Lihatlah hal yang Allah jauhkan darimu.” Kemudian dibukakan lagi pintu menuju jannah, dan berkata, “ Lihatlah apa yang Allah siapkan untuk dirimu.” Dan kemudian orang yang telah meninggal itu melihat kedua-duanya.

Bagaimana dengan jiwa yang berdosa?
*bersambung…*